Kamis, 17 November 2011

origami bangau

Mari Membuat Burung Bangau

Pada kesempatan ini kita akan mencoba membuat origami yaitu burung bangau. Konon katanya jika kita bisa membuat 1000 buah burung bangau kemudaian berdoa maka keinginan kita akan terpenuhi.
1. Lipat diagonal untuk membentuk segitiga
2. Lipat setengahnya menjadi segitiga lebih kecil
3. Buka segitiga di bagian atas, tempatkan sebuah jari di sudut bagian dalam, kemudian bawa bagian ujung kiri ke bawah menuju ujung bawah, lepaskan jari anda. Lipat untuk membuat bujursangkar.
4. Balikkan
5. Ayunkan segitiga besar ke atasnya, dan lipat pada garis lipatan vertical.
6. Buka segitiga besar, kemudian bawa bagian ujung kiri ke bawah menuju ujung bawah, sep langkah ketiga.
7. Lipat ujung kiri ke kanan dalam menuju pusat vertical. Tekan. Lipat segitiga bagian atas ke bawah dan tekan. Buka untuk membuat bujur sangkar lagi.
8. Ambil lembaran bagian atas dan tekan agar model terbuka disepanjang garis lipatan horizontal yang sudah ada. Lipat sisi kiri di sepanjang garis lipatan yang sudah ada, kemudian lipat sisi kanan ke dalam dengan cara yang sama.
9. Balikkan tekan untuk membuka dan lipat ke dalam, seperti pada langkah 8.
10. Lipat ke dalam sisi bagian bawah (hanya segitiga bagian atas) kearah pusat vertical.
11.
12. Balikkan dan lipat ke dalam seperti pada langkan 10.
13. Buka satu sisi, dan lipat ke atas dari pusat. Tekan, kemudian lipat ke dalam.
14. Pada langkah 13, buat lipatan bagian dalam seperti ini.
15. Ulangi langkah 13 untuk sisi lainnya.
16. Ambil sebuah ujung yang sempit, dan buat lipatan membalik di bagian dalam untuk paruhnya.
17. Pegang kedua sayap dan tarik ke luar agar badannya mengembung ke luar. Kalau tidak mengembung tiup udara melalui lubang di bagian bawah.
18. Burung bangau Anda telah selesai.

kimono origami

* Home
* » Categories
* » Hobbies and Crafts
* » Crafts
* » Paper Craft
* » Origami

How to Make a Kimono Girl Origami

Edited bySekarsonyaa and 7 others
Article
Edit Discuss History
Make a Kimono Girl Origami

This article explains how to make a kimono origami. This delightful origami figure can be used for key chains or bookmarks.
Edit Steps

1.
1
Print the pattern.
Print the pattern.
Print the pattern. Click on this image to enlarge it to a much bigger size for printing. Simply press your browser's back button to return to this article.

Ads by Google
Embed Blogger Slideshow
Create Stunning Travel Slideshow In A Minute. Its Free & Easy To Share!
tripwow.tripadvisor.com/slideshow
2.
2
Cut each piece out carefully.
3.
3
Glue the piece showing the girl's face to thin card.
Glue the piece showing the girl's face to thin card.
Glue the piece showing the girl's face to thin card.
4.
4
Cut this piece out with care.
Cut this piece out with care.
Cut this piece out with care.
5.
5
Glue the hair and neck pieces onto the back of the face piece that you've just finished cutting out. Be sure to align it neatly. Leave to dry before proceeding to the next step.
6.
6
Fold the collar piece, as shown in the image.
Fold the collar piece, as shown in the image.
Fold the collar piece, as shown in the image. In the printed version, if you cannot see the crease or fold line, check the illustration again.
* Glue the folded collar piece. It needs to be placed on the back of the girl's neck about halfway, so that it has even lengths each side.
7.
7
Fold the even lengths of the collar piece to form a V shape, as shown in the image.
Fold the even lengths of the collar piece to form a V shape, as shown in the image.
Fold the even lengths of the collar piece to form a V shape, as shown in the image.
8.
8
Start preparing the kimono.
Start preparing the kimono.
Start preparing the kimono. First up, fold the collar area of the kimono. Fold one side of the kimono piece so that the pattern color still shows outward. In the printed version, if you cannot see the crease or fold line, check the illustration again.
9.
9
Glue the girl's face piece to the folded kimono piece. Glue it onto the stem piece attached to the girl's face.
10.
10
Fold the top corner of the kimono over to form a V shape, as shown in the image.
Fold the top corner of the kimono over to form a V shape, as shown in the image.
Fold the top corner of the kimono over to form a V shape, as shown in the image. Fold the other top side the same way to complete the shoulder zone.
* Make sure that the other collar piece you've already attached is still showing above the kimono collar. Adjust as required to ensure this.
11.
11
Fold the length of the kimono now, as shown in the image.
Fold the length of the kimono now, as shown in the image.
Fold the length of the kimono now, as shown in the image. Fold both left and right sides together. The end result should look squared and even. Check before making the crease lines definite.
12.
12
Fold the obi.
Fold the obi.
Fold the obi. Glue the obi to the kimono, around the waist area. Glue it together at the back of the girl.
13.
13
Fold both sleeve pieces.
Fold both sleeve pieces.
Fold both sleeve pieces.
*
Both pieces folded.
Both pieces folded.
Both pieces folded.
14.
14
Glue the sleeves to the back of the kimono.
Glue the sleeves to the back of the kimono.
Glue the sleeves to the back of the kimono. Position as shown in the image, then glue into place.
15.
15
Check your completed kimono girl.

origamiku

Ya, origami. Origami itu seni melipat kertas dari Jepang yang bisa membuat kertas biasa yang tak berharga menjadi karya seni yang cantik. Umumnya yang dipakai untuk origami adalah kertas lipat berbentuk persegi atau persegi panjang. Di Indonesia, kertas lipat khusus origami dijual di toko-toko dalam kemasan yang berisi 50 sampai 200 lembar kertas.

Sejarah Origami

Sejarah & Asal-Usul Origami

Assalamu’alaikum…
Huuft…  beberapa hari ini saya dapet buaanyyakk banget tugas dari guru-guru saya, yang satu belum selesai… ehh di tambahin lagi, jadinya saya gak sempet bikin postingan “sendiri” , jadi cara terbaik utk mengupdate postingan adalah dengan cara copas (copy-paste). Kali ini juga sama, lagi-lagi saya copas artikel orang lain.. :sad: tapi gk apa-apa, saya orang baik koq.. :)   (???)

Oke, kali ini tentang Origami (seni lipat kertas ala jepang). Origami ternyata memiliki sejarah dan asal-usul yang panjang. Siapa tak kenal origami. Seni melipat kertas yang sangat populer di negeri sakura ini, merujuk pada seni melipat kertas menjadi suatu bentuk atau gambaran tertentu. Bentuk yang dimaksud bisa berupa hewan, tumbuhan, ataupun benda tertentu.
Origami bisa menggunakan berbagai jenis bentuk kertas. Bisa pula menggunakan kertas putih maupun berwarna, sebagian yang lain bahkan memberi warna saat bentuk akhir origami berhasil dibuat. Meski demikian, ada juga beberapa purist (sebutan untuk para pengamal origami) yang memberlakukan syarat ketat pada origami, diantaranya:
  • Hanya kertas berbentuk bujursangkar yang digunakan
  • Gunting, lem, dan alat tulis tidak digunakan sama sekali
Origami dipercaya telah ada sejak kertas pertama kali digunakan, yaitu pada abad pertama Cina. Tepatnya pada 105 M oleh Ts’ai Lun. Contoh-contoh awal origami yang berasal dari Cina antara lain tongkang Cina dan kotak. Pada abad ke enam, cara pembuatan kertas itu kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab dan ke Jepang (610 M) oleh seorang sami Buddha bernama Dokyo yang juga merupakan doktor peribadi Ratu Shotoku.
Perjalanan Origami Tradisional di Jepang
Di Jepang, Origami dipercaya telah ada sejak Zaman Heian (741-1191) di kalangan kaum sami Shinto sebagai penutup botol sake (arak beras) saat upacara penyembahan, wanita dan kanak-kanak. Pada masa itu origami masih dikenal dengan istilah orikata, orisui ataupun orimono.
Pada masa itu memotong kertas menggunakan pisau diperbolehkan. Bentuk yang dikenal pada zaman Kamakura (1185-1333) adalah noshi. Noshi adalah kependekan dari noshi-awabi, yaitu daging tiram nipis yang dijemur dan dianggap sebagai hidangan istimewa orang-orang Jepang. Noshi dianggap sebagai pembawa keberuntungan pada siapa saja yang menerimanya.
Senjak Zaman Muromachi (1338-1573) penggunaan pisau untuk memotong kertas telah dihentikan. Origami kemudian berkembang menjadi suatu cara memisahkan masyarakat golongan kelas atas dan kelas bawah. Samurai mengikuti ajaran Ise sementara masyarakat biasa mengikut ajaran Ogasawara.
Dalam perkembangannya origami telah menjadi begitu identik dengan buday Jepang, yang diwariskan secara turun-temurun dari masa ke masa. Origami terutama berkembang dengan menggunakan kertas asli Jepang yang disebut Washi.
Saat ini origami telah menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari budaya orang Jepang. Terutama dalam dalam upacara adat keugamaan Shinto yang tetap dipertahankan hingga sekarang.
Dalam tradisi shinto, kertas segi empat dipotong dan dilipat menjadi lambang simbolik Dewata dan digantung di Kotai Jingu (Kuil Agung Imperial) di Ise sebagai sembahan. Pada upacara perkawinan Shinto, kertas membentuk rama-rama jantan (o-cho) dan rama rama betina (me-cho) menggunakan asas bom air “water bom”, membalut botol sake (arak beras) sebagai lambang pengantin lelaki dan perempuan. Selain itu Origami juga digunakan untuk upacara keagamaan yang lain. Pada mulaannya Origami hanya diajarkan secara lisan. Panduan tertulis membuat origami dikenal ada dalam buku Senbazuru Orikata (Bagaimana Melipat Seribu Burung Jenjang/Orizuru)) pada 1797.
Ketika itu origami masih dikenali sebagai orikata. Buku ini dianggap buku Origami tertua di dunia dan mengandungi 49 REN-ZURU (Jenjang berkait) dan KYO-KA (puisi lucu pendek). Pengarangnya bernama AKISATO RITO yang mengumpulkan model-model GIDO bersama KYO-KA dan menerbitkannya sebagai Senbazuru Orikata.
Pada tahun yang sama suatu risalah berjudul “Chushingura Orikata” yang memuat lipatan bentuk manusia turut dikeluarkan oleh pengarang yang sama. Pada 1850 suatu naskah tulisan lain berjudul Kayaragusa diterbitkan. Naskah ini berisi 2 bagian origami , yaitu rehlah dan keagamaan. Kebanyakannya merupakan model origami yang terdapat pada Chushingura Orikata.
Pada 1819 buku “Sekejap mata menghasilkan burung kertas” memperlihatkan bagaimana burung dihasilkan dari kertas. Kemudian pada tahun 1845 kumpulan lengkap bentuk lipatan tradisi Jepang ditulis dan diterbitkan dalam buku Kan no mado. Buku itu berisi lebih kurang 150 contoh origami, termasuk model katak.
Pada tahun 1880 seni melipat kertas itu mulai orang dengan Origami. Kata itu berasal dari bahasa Jepang oru (melipat) dan kami (kertas). Kata origami kemudian mulai menggantikan istilah orikata, orisui ataupun orimono.
Pada zaman Showa (1926-1989) origami kurang diminati dan hanya noshi yang masih populer digunakan untuk pertukaran hadiah antara samurai. Waktu itu kertas merah dan putih digunakan untuk membalut kepingan nipis daging, tiram, atau ikan.
Pada zaman Edo (1600-1868) produksi kertas yang berlimpah menjadikan kertas mudah diperoleh. Ini menjadikan origami berkembang lebih pesat. Pada akhir zaman Edo hampir 70 bentuk dihasilkan termasuk burung jenjang (Orizuru), katak, kapal dan balon yang masih tetap dikenal hingga sekarang. Pada era Genroku (1688-1704), corak kain origami burung jenjang (Orizuru), dan corak pelbagai bot menjadi populer dan sering dibuat dalam corak kain Ukiyoe. Ini memperlapang jalan origami untuk berkembang lebih luas pada masa sekarang.
Pada zaman Meiji (1868-1912), origami digunakan sebagai alat mengajar di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Itu semua berkat pengaruh dari ahli pendidikan Friedrich Wilhelm August Fröbel (1782-1852). Beliau adalah seorang pendidik Jerman pada abad ke-19. Beliau menggunakan origami tradisional eropa untuk menghasilkan bentuk geometrik. Konsep ini kemudian dipakai secara meluas di Taman Kanak-kanak di Jepang.
ORIGAMI MODERN
Origami modern mengenal bentuk lipatan baru yang berbeda dengan bentuk lipatan klasik. Origami modern ini mulai diperkenalkan oleh Akira Yoshizawa di Jepang. Hasil kreatifitasnya berbentuk ramalan bintang diterbitkan dalam majalah “Asahi Graf” edisi Januari 1952. publikasi ini kemudian diikuti dengan pameran hasil karyanya di Museum Stadtlich Amsterdam pada November 1955.
Akira Yoshizawa mempopularkan bentuk-bentuk origami baru yang berbeda dengan bentuk origami tradisional. Dia turut memperkenalkan bentuk awal hewan berkaki empat dengan menggabungkan 2 keping kertas yang berlipat. Semenjak itu pelipat kertas yang lain juga sukses menggunakan asas “Blintzed” untuk membuat lipatan hewan berkaki empat yang dibuat dari selembar kertas tanpa dipotong.
Pameran origami Akira Yoshizawa pada 1960an telah mempopularkan origami di dunia barat. Akira Yoshizawa bersama Sam Randlett kemudian memperkenalkan sistem garis dan anak panah yang digunakan sebagai arahan untuk melipat origami yang dapat dipahami oleh semua orang tanpa menggunakan bahasa.
Dalam usianya ke-83 pada tahun 1999, Akira Yoshizawa telah menghasilkan hampir 50.000 bentuk. Dia selalu memberi tekanan pada ketelitian dan ketepatan dalam bentuk untuk objek origami.
Dan sekarang, telah dikenal berbagai model origami mengagumkan yang diciptakan oleh para pakar origami di seluruh dunia. padahal dahulu, bentuk badan dan kaki hanya bisa dibayangkan saja. Sekarang bentuk anatomi yang tepat telah berhasil dihasilkan. Yang menjadi tantangan pada masa sekarang adalah bagaimana menghasilkan serangga dengan spesies khusus yang bisa dikenali dengan tepat.
Selain dalam pencapaian teknikal, seni lipat kertas origami juga mengalami perkembangan pesat dalam hal jenis dan pilihan kertas yang dipilih. Dalam hal ini Yoshizawa telah mendahului dengan pameran yang mengagumkan, yaitu karya yang menyerupai benda asli. Dia memperkenalkan teknik gabungan kertas mulberi seperti unryu atau chiri yang cukup sesuai untuk lipatan. Yoshizawa juga memperkenalkan lipatan basah, di mana kertas tebal dilipat ketika masih basah. Dengan demikian diperoleh model 3 dimensi dengan sudut lipatan lembut dibentuk.
Sekarang ini, untuk menghasilkan suatu lipatan mengagumkan berwujud origami bukan lagi menjadi rahasia. ada banyak perhimpunan pecinta origami. Baik di Jepang, maupun luar Jepang. Beberapa diantaranya membuat situs web yang dapat diakses siapa saja. Selain itu juga terdapat juga pribadi-pribadi yang membuat web origami sendiri. Jadi setiap orang dapat belajar membuat origami secara lebih mudah dengan panduan web yang mereka buat.